Sejarah
Terbentuknya Sosiologi
Di
dalam abad ke-19, dua ilmu pengetahuan baru muncul yaitu psikologi (Ilmu yang
mempelajari perilaku dan sifat-sifat manusia), dan sosiologi (Ilmu yang
mempelajari masyarakat). Timbullah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang
dalam proses tersebut pertumbuhannya dapat di pisahkan dari ilmu-ilmu
kemasyarakatan lain. Seperti ekonomi, sejarah, antropologi, ilmu jiwa sosial
dan sebagainya . Banyak usaha-usaha baik yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah
yang membentuk sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Sosiologi
berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan
Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang
masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan,
memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari
masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati
perilaku kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku
bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial. Istilah
Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan
Perancis, bernama August Comte tahun 1842. Sehingga Comte dikenal sebagai Bapak
Sosiologi. Selanjutnya Émile Durkheim. ilmuwan sosial Perancis, yang kemudian
berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis.
Di
Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology pada tahun 1876. Di Amerika
Lester F.Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi
merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran
ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Saya membaca dari sumber buku Soerjono Soekanto, bahwa Auguste Comte, berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir dari pada perrkembangan ilmu
pengetahuan. Selanjutnya Auguste comte berkata bahwa sosiologi itu sendiri
harus di bentuk berdasarkan pengamatan dan tidak pada spekulasi-speklasi
perihal dalam keadaan masyarakat.
Lahirnya
sosiologi pada tahun 1842, tatkala comte
menerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang berjudul Positive Philosopy. Sosiologi berkembang dengan pesat dalam abad
ke-20, berkat Herbert Spencer. Nama-nama tokoh sosiologi seperti inilah yang
terkemuka dalam perkembangan sosiologi di benua eropa dan amerika. Seperti ;
Auguste Comte (Perancis), Herbert Spencer (Inggris), Karl marx (Jerman),
Vilfredo pareto (Itali), Pitrim A.Sorokin (Rusia), Max weber (Jerman, dan Stein
Metz (Belanda).
Nama-nama
sosiologi itulah yang kemudian menyebar ke benua negara-negara lain, termasuk
indonesia sendiri.
Dalam
benak saya, tidak semua dari buah fikiran memerlukan pembuktian akan
kebenarannya. Tidak semua pengetahuan merupakan suatu ilmu. Ilmu pengetahuan
timbul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia, yang selalu mencari
tahap setiap permasalahan dan struktur tindakan sosial dalam masyaraka itu
sendiri. Sehingga muncul dan terbentunknya Ilmu Sosiologi.
Dalam
usahanya untuk mencari kebenaran manusia dapat menemui berbagai cara, yaitu :
1. Penemuan
Secara Kebetulan 4. pengalaman
2. hal yang
bersifat untung-untungan. 5.
penelitian secara ilmiah.
3. kewibawaan 6.
usaha-usaha yang bersifat spekulatif.
Sejarah
sosiologi berasal daril ilmu filsafat (Master Scientiarum). Yang lahir pada
saat-saat terakhir perkembangan ilmu pegetahuan. Sosiologi menjadi ilmu yang
berdiri sendiri karena meningkatnya terhadap kesejahteraan masyarakat dan
perubahan yang terjadi di masyarakat.
Dalam
anggapan saya bahwa sosiologi sudah berdiri sendiri dan mempelajari tentang
masyarakat luas, karena masih banyak permasalahan dalam masyarakat yang tidak
bisa di atasi, seperti halnya; kemiskinan, kelompok dalam masyarakat serta adanya
konflik dalam masyarakat, dan terjadinya kesimpang siuran dalam antar
masyarakat. Sehingga manusia punya rasa ingin tahu yang tinggi untuk
mempelajari bagaimana suatu kehidupan bermasyarakat, struktur tindakan sosial,
dan karakter pada setiap masyarakat yang ada.
Di dalam sebuah perkembangan sosioligi di
indonesia sendiri. Walau pada hakikatnya pemimpin indonesia belum pernah
mempelajari teori-teori formal sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Almarhum Ki
Hadjar Dewantoro, pelopor utama yang meletakkan dasar-dasar bagi pendidikan
nasional di indonesia, memberikan sumbangan yang sangat banyak pada sosiologi
dengan konsepnyamengenai kepemimipinan dan kekeluargaan indonesia dengan nyata
dipraktikakan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa.
Sehingga
menurt anggapan saya, dapat dikatan, sosiologi berkembang di indonesia karena
sebagai landasan untuk mencapai tujuan yaitu untuk mempelajari
hubungan-hubungan manusia, individu-individu, individu-kelomopok,
kelompok-kelompok dan sebagai pacuan pada pendidikan. Dengan demikian,
sosiologi pada waktu itu di indonesia, di anggap sebagai ilmu pembantu bagi
ilmu pengetahuan.
Adapun
sekolah Tinggi Hukum (Rechshogeschool) di jakarta pada waktu itu merupakan
satu-satunya lembaga perguruan tinggi yang sebelum perang dunia kedua
memberikan Kulia-kuliah sosiologi di indonesia. Sosiologi yang di kuliahkan
pada waktu itu untuk sebagian besar bersifat filsafat sosial dan teoritis,
berdasarkan buku-buku hasil karya Alfred Vierkandt, Leopold von Wiese, Bierens
de Haan, dan steimetz dan sebagainya.
Setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, seorang sarjana Indonesia yaitu Soenario
Kolopaking, untuk pertama kalinya member kuliah sosiologi (1948) pada Akademi
Ilmu Politik di Yogyakarta (kemudia menjadi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik
UGM . Beliau memberika kuliah dalam bahasa Indonesai ini merupakan suatu yang
baru, karena sebelum perang dunia ke dua semua perguruan tinggi diberikan da;am
bahasa Belanda. Pada Akademi Ilmu Politik tersebut, sosiologi juga dikuliahkan
sebagai ilmu pengetahuan dalam Jurusan Pemerintahan dalam Negeri, hubungan luar
negeri dan publisistik. Kemudian pendidkikan mulai di buka dengan memberikan
kesempatan kepara para mahasiswa dan sarjana untuk belajar di luar negeri sejak
tahun 1950, mulailah ada beberapa orang Indonesia yang memperdalam pengetahuan
tentang sosiologi.
Penelitian-penelitian sosiologi di
Indonesai belum mendapat tempat yang sewajarnya, oleh karena masyarakat masih
percaya pada angka-angka yang relative mutlak, sementara sosiologi tidak akan
mungkin melakukan hal-hal yang berlaku mutlak disebkan masing-masing manusia
memiliki kekhususan. Apalagi masyarakat Indonesai merupakan masyarakat majemuk
yang mencakup beratus suku-suku yang berbeda yang memiliki keberagaman
tersendiri dalam masyarakat tersebut.
Buku Sosiologi mulai diterbitkan
sejak satu tahun pecahnya revolusi fisik. Buku tersebut berjudul Sosiologi
Indonesai oleh Djody Gondokusumo, memuat tentang beberapa pengertian elementer
dari Sosiologi yang teoritis dan bersifat sebagai Filsafat.